Mineral Pembentuk Batuan (Rock Forming Minerals )
Minerals
adalah bahan atau senyawa anorganik yang terbentuk secara alamiah,
padat, mempunyai komposisi, dan mempunyai sturuktur dalam/kristal
tertentu. Sedangkan bedanya dengan mineraloid ialah tidak mempunyai
struktur dalam/kristal tertentu (amorf). Menurut W.T Huang (1962)
komposisi mineral pembentuk batuan dikelompokkan menjadi tiga kelompok
mineral, yaitu:
I. MINERAL UTAMA (Essensial Mineral)
Mineral-mineral
ini terbentuk langsung dari kristalisasi magma dan kehadirannya sangat
menentukkan dalam penamaan batuan. mineral utama dapat dilihat dari
deret bowen series(1928).
Deret Bowen menggambarkan secara umum urutan kristalisasi suatu mineral sesuai
dengan penurunan suhu [bagian kiri] dan perbedaan kandungan magma
[bagian kanan], dengan asumsi dasar bahwa semua magma berasal dari
magma induk yang bersifat basa.
Bagan serial ini kemudian dibagi menjadi dua cabang; kontinyu dan diskontinyu.
- Continuous branch [deret kontinyu]
Deret ini dibangun dari mineral feldspar plagioklas. Dalam deret kontinyu, mineral awal akan turut serta dalam pembentukan mineral
selanjutnya. Dari bagan, plagioklas kaya kalsium akan terbentuk lebih
dahulu, kemudian seiring penurunan suhu, plagioklas itu akan bereaksi
dengan sisa larutan magma yang pada akhirnya membentuk plagioklas kaya
sodium. Demikian seterusnya reaksi ini berlangsung hingga semua
kalsium dan sodium habis dipergunakan. Karena mineral awal terus ikut bereaksi dan bereaksi, maka sangat sulit sekali ditemukan plagioklas kaya kalsium di alam bebas.
Bila pendinginan terjadi terlalu cepat, akan terbentuk zooning pada plagioklas [plagioklas kaya kalsium dikelilingi plagioklas kaya sodium].
- Discontinuous branch [deret diskontinyu]
Deret ini dibangun dari mineral ferro-magnesian sillicates. Dalam deret diskontinyu, satu mineral akan berubah menjadi mineral
lain pada suhu tertentu dengan melakukan melakukan reaksi terhadap
sisa larutan magma. Bowen menemukan bahwa pada suhu tertentu, akan
terbentuk olivin, yang jika diteruskan akan bereaksi kemudian dengan
sisa larutan magma, membentuk pyroxene. Jika pendinginan dlanjutkan,
akan dikonversi ke pyroxene,dan kemudian biotite [sesuai skema]. Deret
ini berakhir ketika biotite telah mengkristal, yang berarti semua besi
dan magnesium dalam larutan magma telah habis dipergunakan untuk
membentuk mineral.
Bila pendinginan terjadi terlalu cepat dan mineral yang telah ada tidak sempat bereaksi seluruhnya dengan sisa magma, akan terbentuk rim [selubung] yang tersusun oleh mineral yang terbentuk setelahnya. Tulisan ini saya ambil dari http://apitnoparagon.wordpress.com/2010/01/21/deret-reaksi-bowen-bowens-reaction-series/.
Berdasarkan warna mineral, dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu,
I.I Mineral Felsik ( mineral-mineral berwarna terang )
- Kelompok Plagioklas ( Anortit, bitownit, Labradorit, Andesin, oligoklas, Albit)
- kelompok Alkali Feldspar (ortoklas, Mikrolin, Anortoklas, Sanidin)
- Kelompok Feldspatoid (Leusit, Nefelin, Sodalit)
- Kuarsa
- Muskovit
Kelompok plagioklas dan kelompok alkali feldspar sering disebut kelompok feldspar. catatan : Tidak semua mineral felsik berwarna terang tetapi ada mineral felsik yang berwarna gelap yaitu, obsidian. Mineral yang berwarna terang disebabkan banyaknya kandungan SiO2 dan jarang mengandung Fe dan Mg
I.2 Mineral Mafik (mineral yang berwarna gelap)
- Olivin (Forsterite dan Fayalite)
- Piroksen, dibagi menjadi dua kelompok yaitu Orto Piroksen (Piroksen tegak) dan klino piroksen (piroksen miring). Orto piroksen antara lain; Enstatite dan Hypersten. Klino piroksen antara lain; Diopsit, Augit, Pigeonit, Aigirin, Spodemen, Jadeit.
- Amfibol (Hornblande, Labprobolit, Riebeokit, Glukofan)
- Biotit.
II. Mineral Tembahan ( Accessory Minerals)
Adalah mineral-mineral yang
terbentuk oleh kristalisasi magma, terdapat dalam jumlah yang sedikit
(kurang dari 5%). kehadirannya tidak menentukan nama batuan. Contoh dari mineral tambahan ini antara laian : ZIRKON, MAGNESIT, HEMATIT, PYRIT, RUTIL APATIT, GARNET,SPHEN.
III. Mineral Sekunder (Secondary Minerals)
Merupakan mineral-mineral ubahan dari mineral utama, dapat dari hasil pelapukan, reaksi hidrotermal maupun hasil metamorfosisme terhadap mineral utama. contoh dari mineral sekunder antara lain; SERPENTIN, KALSIT, SERISIT, KALKOPIRIT, KAOLIN, KLORIT, PIRIT.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar